SKRIPSI
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UKDM Makassar
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
IRAB WAKLA
A.011 221 112
k
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KARYA DHARMA
MAKASSAR
2016
MOTTO
Seorang murid tidak lebih besar daripada gurunya,tetapiSetiap orang yang telah disempurnakan akan menjadi seperti Gurunya (Lukas 6:40)
Kejujuran dan kesederhanaan adalah pilihan hidup yang harus dikenang,dipelajari,dan dipraktekan seumur hidup.
ABSTRAK
Irab Wakla. 2016 Peran Guru PKn Dalam Mengembangkan Sikap Tanggung Jawab Sosial Siswa SMP Yakpesmi Maranatha Dekai. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Karya Dharma Makassar.Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Memperoleh gambaran tentang upaya yang dilakukan oleh guru PKn dalam mengembangkan sikap tanggungjawab sosial siswa SMP Yakpesmi Maranatha Dekai. (2) Mengetahui faktor-faktor yang menghambat guru PKn dalam mengembangkan sikap tanggung jawab sosial siswa SMP Yakpesmi Maranatha Dekai. Peneltian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan yang menjadi populasi adalah seluruh guru yang berjumlah 2 orang dan 3 orang siswa sebagai informan.penetuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik sampel populasi karena jumlah objek yang dijadikan populasi adalah seluruh guru PKn SMP Yakpesmi Maranatha Dekai. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi, wawancara, Angket, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu mendeskripsikan hal yang berdasarkan hasil pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) Upaya yang dilakukan oleh guru PKn dalam mengembangkan sikap tanggung jawab sosial siswa adalah (a) dalam proses pemberian tugas mandiri atau kelompok dan penggunaan metode diskusi. (b) menciptaan suasana disekolah dengan kondusif dan pemberlakuan tata tertib sekolah dengan tegas, melakukan bakti social dan kerja bakti, dan pemberian motivasi; (2) Adapun faktor yang menghambat dalam sikap tanggung jawab sosial siswa di SMP Yakpesmi (a) Kurangnya perhatian siswa terhadap tugas yang di berikan. (b) Sifat malas pada diri siswa (c) Lingkungan keluarga. (d) Pergaulan. (e) Pengaruh teknologi.
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................... iHALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI........................................................................... iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN….................................................................................................. iv
ABSTRAK....................................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR....................................................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian....................................................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian............... ..................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Guru……………………………………………………......................................… 7
2. Peran Guru.................................................................................................................................. 8
3. Syarat-syarat Guru Profesional................................................................................................... 14
4. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)......................................................................................... 17
5. Peran Guru PKn dalam Pembelajaran PKn................................................................................ 19
6. Sikap Tanggung Jawab Sosial..................................................................................................... 20
7. Faktor yang Mempengaruhi Sikap Tanggung Jawab Sosia...................................................... 21
B. KERANGKA PIKIR.................................................................................................................. 25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................................................... 28
B. Jenis dan Sumber Data.............................................................................................................. 29
C. Teknik Pengumpulan Data........................................................................................................ 29
D. Teknik Analisis Data………..................................................................................................... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
1. Sejara Singkat Sekolah ..………..………………………………….......................…............. 32
2. Visi dan Misi Sekolah……………………………………………..................................……. 34
3. Keadaan Peserta Didik……………………………………………..................................…… 35
4. Struktur Organisasi Sekolah………………………………………........................…............. 36
5. Tata Tertib Guru dan Siswa………………………………………..................................…… 38
6. Tugas Guru Di Sekolah……………………………………………….................................... 39
B. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Upaya Yang Dilakukan Oleh Guru PKn Dalam Mengembangkan
Sikap Tanggung Jawab Sosial siswa SMP Yakpesmi
Maranatha Dekai.............................................................................................................................. 40
2. Upaya Guru PKn dalam Proses Pembelajaran………………........................……................. 41
3. Upaya Guru PKn dalam Menciptakan Suasana di Sekolah dengan Kondusif…..................... 44
4. Upaya Guru PKn dalam Melakukan Bakti Sosial dan Kerja Bakti
Di Lingkungan Sekolah dengan siswa …………………………..................................……........... 46
5. Upaya Guru PKn dalam memberikan Motivasi………………..........................……..…........ 47
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT GURU PKN
DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB
SOSIALSISWA SMP YAKPESMI MARANATHA DEKAI
1. Kurang Perhatian Siswa Terhadap Tugas Yang Di Berikan.………...................................…. 47
2. Sikap Malas Pada Diri Siswa………………………………………...................................…. 48
3. Lingkungan Keluarga……………………………………………...................................……. 49
4. Pergaulan…………………………….……………………………...................................…… 50
5. Pengaruh Perkembangan Teknologi (IPTEK)………………………....................................… 52
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................................... 54
B. Saran......................................................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................... 56
LAMPIRAN - LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan dan kemajuan bangsa. Sehingga pendidikan dapat diartikan sebagai Suatu metode untuk mengembangkan keterampilan,kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik. Menurut Undang-Undang No 2 tahun 1989 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Undang-Undang No 20 tahun 2003. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Peningkatan mutu pendidikan dirasakan sebagai suatu kebutuhan bangsa yang ingin maju. Dengan keyakinan bahwa pendidikan yang bermutu dapat menunjang pembangunan disegala bidang. Oleh sebab itu peran guru sangat krusial untuk mengembangkan pontensi dan keterampilan peserta didik. Untuk itu perlu ada pengembangan sikap tanggung jawab sosial peserta didik secara mendalam untuk memajukan pendidikan secara nasional. Tinggi rendahnya mutu pendidikan dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Untuk itu peningkatan kemampuan professional guru dalam mengelolah kegiatan pembelajaran di sekolah menjadi tanggung jawab semua pendidik. Guru sebagai pendidik harus mampu mengoptimalkan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan kemampuannya di kelas,dan guru harus melakukan kegiatan penilaian terhadap terhadap kegiatan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Berbicara mengenai pendidikan dan permasalahannya, maka peranan guru sangat menentukan di dalamnya, karena guru merupakan ujung tombak dalam kegiatan proses pembelajaran di kelas dalam arti sempit, namun bukan berarti bahwa peranan masyarakat,orang tua,dan pemerintah tidak menentukan dalam masalah pendidikan. Peran guru sesungguhnya sangatlah berat dan rumit karena menyangkut nasib dan masa depan generasi Manusia,sehingga sering ada tuntutan dan harapan masyarakat agar guru harus mampu mencerminkan tuntutan situasi dan kondisi masyarakat ideal di masa mendatang. Akibatnya tuntutan yang berlebihan masyarakat terhadap guru,sehingga guru menjadi cemohoan oleh masyarakat ketika melihat hasil anak-anak mereka kurang memuaskan dalam arti peserta didik tidak mampu mencapai tujuan secara optimal. Sehinggga melihat dari kenyataan yang ada maka, Peran guru sangat progresif untuk mengembangkan potensi, kualitas,bakat, dan keterampilan peserta didik secara optimal. Maka peran guru sangat menentukan tingkat proses belajar siswa akan meningkat,sehingga peran guru yang dimaksud di sini adalah berkaitan dengan peran guru dalam proses pembelajaran guru merupakan factor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan pada umumnya, kerena guru memegang peranan dalam proses pembelajaran, di mana proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Peranan guru meliputi banyak hal, yaitu guru dapat berperan sebagai pengajar,pemimpin kelas, pembimbing, pengatur di lingkungan belajar, perencanaan pembelajaran, supervisor, motivator, dan sebagai evaluator. Kompetensi guru merupakan kemampuan yang sangat signifikan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak. Guru sebaagai orang yang berperilakuny menjadi panutan bagi siswa dan masyarakat pada umumnya, sehingga guru harus mengimplementasikan tujuan – tujuan pendidikan yang akan mencapai baik dari tataran tujuan nasional maupun sekolah dan untuk mengantarkan tujuan tersebut, guru harus memiliki kecakapan dan kemampuan yang menyangkut landasan pendidikan dan juga psikologi perkembangan siswa, sehingga strategi pembelajaran akan di terapkan berdasarkan situasi dan kondisi lingkungannya.Melihat kenyataan-kenyataan yang di hadapi pemerintah yang berkaitan dengan masalah pendidikan memang sangat dilematis dan pelik,karena masalah berhubungan langsung dengan sumber daya manusia, baik yang mengajar (guru) maupun yang diajar (siswa). Undang-undang Dsara Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 pasal 31 ayat (1) menjelaskan bahwa ‘‘ setiap wargan Negara berhak mendapat pendidikan’’. Dan ayat (2) yang menjelaskan bahwa ‘‘Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan system pengajaran Nasional yang diatur dalam Undang-undang’’. Berdasarkan pada ayat (2) di atas maka pemerintah mengeluarkan Undang-undang Negara Kesatuan RI N0. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dimana pada Undang-undang tersebut pada pasal 3 mejelaskan bahwa fungsi dan tujuan pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sesuai dengan tujuan pendidikan, khususnya untuk perkembangan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab, sehingga peranan guru sangat penting. Oleh sebab itu, guru dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, sebagai guru terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan memedomani dasar bahwa guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk Manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila. Dasar inilah yang mengandung prinsip yang harus dipahami oleh seorang guru dalam menjalankan tugasnya sehari-hari. Sehinggga tanggungjawab sekolah sangat berpengaruh seperti dalam hal keteladanan, penggunaan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar serta dapat memberi sugesti terhadap hal-hal aktual yang terjadi di dalam masyarakat secara global. Berdasarkan observasi awal peneliti di SMP Yakpesmi Maranatha Dekai, bahwa kurangnya sikap tanggung jawab sosial siswa sehingga siswa sekarang sebagian besar siswa bersikap acuh tak acuh terhadap tugas yang di berikan oleh gurunya, dan kurangnya partisipasi siswa terhadap kegiatan yang ada di sekolah serta kurangnya berinteraksi antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya sehinggga sebagian besar siswa cenderung tertutup dan tidak ada rasa kepedulian terhadap sesama. Oleh karena itu di butuhkan peran guru dalam memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan sikap tanggung jawab sosial siswa. Bertitik tolak dari apa yang telah di kemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : ‘‘Peran Guru PKn Dalam Mengembangkan Sikap Tanggung Jawab Sosial Siswa Di SMP Yakpesmi Maranatha Dekai’’.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka masalah pokok dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh guru PKn dalam mengembangkan sikap tanggung jawab sosial siswa di SMP Yakpesmi Maranatha Dekai?
2. Faktor yang menghambat guru PKn dalam mengembangkan sikap tanggung jawab sosial siswa di SMP Yakpesmi Maranatha Dekai?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang di kemukakan di atas maka, tujuan penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui upaya guru PKn dalam mengembangkan sikap tanggung jawab sosial siswa di SMP Yakpesmi Maranatha Dekai.
2. Untuk mengetahui fakto-faktor apa yang ikut mempengaruhi dalam mengembangkan sikap tanggung jawab sosial siswa di SMP Yakpesmi Maranatha Dekai.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat terhadap perlunya penelitian dan pembahasan yang berkenan dengan karya tulis yang di bahas, hasil penelitan ini diharapkan bermanfaat untuk :
1. Lembaga UKDM
Untuk menambahkan koleksi karya ilmiah sebagai literature atau acuan bagi yang ingin memperkaya wawasan mengenai masalah yang di bahas skripsi ini.
2. Bagi Guru
Sebagai input yang sangat berharga dalam rangka meningkatkan profesionalisme mengajar yang diharapkan dapat menjadi panutan bagi subyek didik untuk meningkatkan kualitas belajar siswa begitu pula dalam pembinaan sikap,nilai, dan moral.
3. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan, wawasan keilmuan serta memberikan pengalaman menulis karya ilmiah yang utamanya, mengenai upaya-upaya yang dapat dilaukukan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN
KERANGKA PIKIR
1. Peranan Guru
a. Pengertian guru
Guru merupakan tenaga profesional dalam dirinya mengandung pengertian mengenai adanya penyerahan pengabdian penuh pada suatu jenis pekerjaan yang mengimplikasikan tanggungjawab pada diri sendiri, masyarakat dan profesinya sebagai guru, seorang perofesi bukan hanya bekerja,melainkan tauh mengapa dan untuk apa ia bekerja serta bertanggung jawab apa yang melekat dalam pekerjaannya. Dalam kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan,bahwa ‘‘Guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya,profesinya) adalah mendidik,mengajar’’. Dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam Bab I ketentuan umum pasal I yang dimaksud dengan guru adalah Pendidik profesinal dengan tugas utamanya adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 39 ayat 3 dijelaskan bahwa : ‘‘pendidikan yang mengajar pada satuan pendidikan dasar dan menengah di sebut guru, dan pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan tinggi di sebut dosen’’. Nanawai menjelaskan bahwa : ‘‘Guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak mencapai kedewasaan masing-masing. Selain itu Roestiyah juga menjelaskan bahwa: ‘‘Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan, oleh karena itu guru merupakan salah satu unsure dibidang kependidikan harus berperan serta aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga professional,sesuai dengan tuntutan zaman dan masyarakat yang semakin berkembang’’. Menurut Ametembun,bahwa Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid,baik secara individual ataupun klasikal,baik di sekolah maupun di luar sekolah’’. Guru berkompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelolah kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tinggkat optimal. Jadi,guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar,dan membimbing peserta didik. Orang yang disebut guru adalah yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelolah kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.
b. Peran Guru
Peran guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuan atau sasaran. Paul Suparno,berpendapat bahwa: peran guru adalah ‘‘mendidik dan mengajar’’. Mendidik artinya mendorong atau membimbing siswa agar maju menuju kedewasaan secara utuh. Salah satu peran guru adalah sebagai pendidik, sehingga guru diharapkan dapat membantu membentuk kepribadiannya secara utuh mencakup kedewasaan intelektual,emosional,social,fisik, spiritual dan moral. Adapun mengajar artinya membantu dan melatih siswa agar mau belajar untuk mengetahui sesuatu dan mengembangkan ilmu pengetahua. Menurut User Yusman Peran Guru dalam proses Belajar - mengajar adalah sebagai berikut :
a. Guru sebagai demonstrator
Melalui peranannya sebagai demonstrator atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa mengembangkannya dalam proses pembelajaran. Demontrator dalam arti untuk meningkatkan kemampuan dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar siswa yang akan di capai oleh siswa. Salah satu yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri juga adalah pelajar. Ini berarti bahwa guru harus belajar terus menerus, dengan cara demikian ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bahan untuk melaksanakan tugasnya. Untuk bahan pelajaran yang sukar dipahami anak didik, guru harus berusaha dengan membentuknya, dengan cara memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis, sehingga apapun yang guru inginkan sejalan dengan pemahaman anak didik,tidak terjadi kesalahan pengertian antara guru dan siswa.
b. Guru Sebagai Pengelolah Kelas
Dalam peranannya sebagai pengelolah kelas,guru hendaknya mampu mengelolah kelas sebagai lingkungan belajar serta sebagai aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Sebagai pengelolah kelas,guru hendaknya dapat mengelolah kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka memberikan bahan pelajaran dari guru kepada anak didik. Kelas yang di kelolah dengan baik akan menunjang jalannya interaksi edukatif,sebaliknya, kelas yang tidak dikekolah dengan baik akan menghambat kegiatan pengajaran. Jadi maksud dari pengelolahan kelas adalah agar anak didik betah tinggal dikelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa menerima belajaran didalamnya.
c. Guru Sebaga Mediator dan Fasilitator
Guru sebagai mediator hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup matang dan menguasai tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Dengan demikian media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian dari integral demi berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan tentang media penddikan, tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan serta mengusahakan media itu dengan baik. Dan sebagai mediator, guru dapat diartikan sebagai penengah dalam proses belajar mengajar anak didik. Sebagai fasilitator,guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik. Oleh karena itu menjadi tugas guru sebagaimana menyediakan fasilitas, sehingga akan tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan anak didik.
d. Guru Sebagai Evaluator Sebagai evaluator,guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator baik dan jujur,dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsic. Penilaian terhadap aspek intrinsik lebih menyentuh pada aspek kepribadian anak didik yakni aspek nilai (values). Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan,penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar. Seorang guru merupakan suatu penghubung atau pengantara anak didik dengan tujuan pendidik yang telah dirumuskan sebelumnya. Agar guru dapat berfungsi sebagai perantara yang baik, maka seorang guru harus dapat melakukan tugas-tugasnya dengan baik pula. Selanjutnya adapun peran guru sebagai motivator, fasilitator, organisator, informatory, konselor, komunikator, community worker, continous learner akan diuraikan di bawah ini:
a. Guru sebagai motivator, yaitu guru memberikan dorongan dan anjuran kepada anak didiknya agar secara aktif dan kreatif secara positif berinteraksi dengan lingkungan atau pengalaman baru berupa pelajaran yang ditawarkan kepadanya.Untuk itu,guru dengan seni dan ilmu yang dimilikinya dapat merangsang minat dan perhatian anak didiknya untuk menerima pengalaman baru.
b. Guru sebagai fasilitator, yaitu bagaimana upaya guru menciptakan suasana dan menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa dapat berinteraksi secara positif, aktif dan kreatif dalam proses belajar mengajar, sehingga guru hendaknya menyiapkan segala sesuatu secara sukarela demi terciptanya suasana belajar yang kodusif, dengan penuh harapan untuk dapat meningkatkan minat dan semangat belajar siswa dan perhatian kepada peserta didik.
c. Guru sebagai organisator, yaitu bagaiman upaya guru mengatur,merencanakan memprogramkan dan mengorganisasikan seluruh rangkaian kegiatan PBM. Disini guru juga harus bertindak sebagai leader dan maneger yang memungkinkan tugas-tugasnya dapat terlaksana sebagaimana mestinya. Sebgai manager, guru selain merencanakan dan memprorgamkan PBM, juga melaksanakan dan mengendalikan seluruh kegiatan Proses belajar mengajar dan diakhiri dengan tindakan pengukuran penilaian hasil belajar mengajar.
d. Guru sebagai informator, yaitu guru mampu memberikan informasi aktual secara global dan memberikan informasi yang diperlukan oleh anak didik, baik untuk kepentingan dan kelancaran kegiatan proses belajar mengajar maupun untuk kepentingan masa depan siswa. Terutama informasi tentang kelanjutan pendidikan tinggi dan kelangsungan belajar atau pendidikan siswa di lapangan dan kesempatan kerja yang mungkin dimasuki siswa setelah menyelesaikan studi, atau program pendidikannya dan informasi kehidupan dalam keluarga, masyarakat dan Negara.
e. Guru sebagai konselor, yaitu kegiatan guru memberikan bimbingan dan penyuluhan atau pelayanan khusus atau bantuan khusus pada anak atau siswa yang mempunyai permasalahan baik bersifat educational dan inteructional, emosional dan sosial maupun yang bersifat mental spiritual.
f. Guru sebagai komunikator, yaitu menyampaikan pesan-pesan kepada siswa sebagai komunican melalui media dan kegiatan proses belajar mengajar guru bukan hanya berfungsi komunikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum atau bidang studi, tetapi juga berfungsi komunikator antara sekolah dan masyarakat, antara budaya dan agama antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan guru atau pejabat sekolah lainnya. Untuk tugas dan peran guru harus menangkap aspirasi yang berkembang dan hidup dalam lingkungannya dan berkomunikasikannya kepada pihak lainnya sehingga dapat umpan balik yang sangat penting artinya perbaikan dan peningkatan mutu tugas-tugas keguruannya.
g. Guru sebagai community woker (pekerja sosial), selain melaksanakan tugas keguruannya,guru juga merupakan pekerja sosial, artinya guru menaruh kepedulian sosial yang tinggi terhadap lingkungannya,ia menyediakan waktu,tenaga dan pikiran untuk mengabdi kepada kepentingan masyarakat yang diberikan kepadanya. Keterlibatan guru dalam kegiatan sosial justru akan meningkatkan citra masyarakat terhadap guru asalkan kegiatan dan keterlibatannya itu dilandasi dengan niat,motivasi dan tujuan yang ikhlas tanpa pamrih.
h. Guru sebagai continous learner (sebagai pelajar dan belajar terus), yaitu guru tidak boleh berhenti belajar untuk meningkatkan kemampuan (perasaan tinggi) serta kematangan kehidupan sosialnya. Kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk di bidang pendidikan dan pengajaran (technology of education and technology of instruction), pergeseran nilai, perubahan pola pikir dan struktur dalam masyarakat, meningkatnya tuntutan dan kebuthan hidup, semakin ketatnya persaingn dan pertentangan mengaruskan guru dituntut belajar terus. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peranan Guru dalam pembelajaran sebagai pengajar dan pendidik. Peranan guru sebagai pengajar bertindak sebagai fasilitator, informator, organisator,mediator, transmitter, evaluator.Sedangkan peranan guru sebagai pendidik meliputi peranan guru sebagai pemberi contoh keteladanan (inisiator), memberikan motivasi kepada siswa (motivator), dan memberikan layanan bimbingan belajar serta memberikan bimbingan masalah pribadi siswa (pengarah).
2 Syarat-syarat guru profesional
Guru professional adalah orang yang memiliki kemampuan dan kehalian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang berkualitas dan maksimal. ‘‘ Sebagai suatu profesi,terdapat sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru, sebagaimana yang termuat didalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 10 ayat 1 dikemukakan bahwa kompetensi guru itu mencakup kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Selanjutnya dalam peraturan Menteri pendidikan Nasional RI N0. 16 Tahun 2007, Tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi guru dijabarrkan dalam empat aspek kompetensi khususnya guru mata pelajaran :
1. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelolah pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya artinya guru harus mengelolah kegiatan pembelajaran, mulai dari perencanaan, melaksanakan,dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Selain itu juga guru harus mampu mengoptimalkan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan kemampuannya di kelas, dan guru juga harus mampu melakukan kegiatan penilaiian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dapat dinyatakan bahwa kriteria kompetensi pedagogic meliputi:
a. Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik,moral, sosial, cultural, emosional dan intelektual.
b. Penguasaan terhadap teori pelajar dan prinsip-p rinsip pembelajaran yang mendidik.
c. Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang di ampu.
d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.Memanfaatkan teknologi inforrmasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.
e. Memfasilitasi pengembangan potensi peserrta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
f. Berkomunikasih secara efektif, empatik, dan sntun dengan peserta didik.
g. Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar,memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
h. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
2. Kompetensi personal adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.Artinya guru memiliki sikap kepribadian yang mantap, sehingga mampu menjadi sumber inspirasi bagi siswa. Kriteria kompetensi kepribadian meliputi :
a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hokum, sosial, dan kebuddayaan nasional Indonesia.
b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur,berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap,stabil, deewasa, dan arif, dan berwibawa.
d. Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan percaya diri.
e. Menjunjung tinggi kode etik Profesi guru.
3. Kompetensi professional adalah kemampuan menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam untuk mempastikan seorang pendidik untuk membimbing peserta didik memenuhi standard kompetensi yang diterapkan dalam standard Nasional Pendidikan. Artinya guru harus memiliki pengetahuan yang luas berkenan dengan bidang studi atau subjek materi yang akan di ajarkan serta penguasahan didaktik metodik dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritis, mampu memiliki model, strategi, dan metode yang tepat serta mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran. Didalam pelaksanaan proses pembelajaran, bagi guru harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran sebagai ilmu keguruan. Misalnya bagaimana menerapkan prinsip persepsi, perhatian, kerja kelompok, korelasi dan prinsi-prinsip lainnnya. Adapun kriteria kompetensi propesional guru adalah sebagai berikut :
a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung
b. Menguasai standar kompetensi dasar mata pelajran bidang studt yang diampu.
c. Mengembangkan materi pelajaran yang di ampu secara kreatif.
d. Mengembangkan profesional secara berkelanjutan melakukan tindakan reflektif.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
4. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga pendidik, orang/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Artinya ia menunjukan kemampuan berkomunikasi sosial baik dengan murid-muridnya maupun dengan sesama teman guru, dengan kepala sekolah bahkan masyarakat luas. Dalam kemampuan sosial tersebut,meliputi kemampuan guru dalam berkomunikasi, bekerja sama, bergaul simpatik, dan mempunyai jiwa yang menyenangkan. Sehingga dapat di simpulkan bahwa kriteria kompetensi sosial dapat meliputi :
a. Bertindak objektif secara tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi.
b. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
c. Beradaptasi ditempat ia bertugas diseluruh Wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial dan budaya.
d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lainnya secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
3. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga Negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban dirinya yang beragam dari segi agama, sosial, cultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara yang cerdas, terampil,dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD NKRI Tahun 1945. Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru tentang kesadaran bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat; demokrasi adalah suatu learning process yang tidak dapat begitu saja meniru dari masyarakat lain; kelangsungan demokrasi tergantung pada kemampuan menstransformasikan nilai-nilai demokrasi. Pemahaman lain tentang pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu proses yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dimana mempelajari orientasi, sikap dan perilaku politik sehingga yang bersangkutan memiliki political knowledge (pengetahuan politik),awareness (kesadaran),attitude (tingkah laku),political efficacy (manfaat politik),dan political participation (partisipasi politik), serta kemampuan mengambil keputusan secara rasional. Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,dalam pasal 37 (1 dan 2) menjelaskan dan menegaskan bahwa : ‘‘Kurikulum di sekolah harus memuat pendidikan kewarganegaraan, dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang rasa kebanggaan dan cinta tanah air. Dari defenisi tersebut dapat,dilihat bahwa PKn merupakan mata pelajaran dasar/wajib untuk seluruh jenjang pendidikan, tujuannya untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebanggaan dan cinta tanah air’’. Simanjuntak juga menjelaskan bahwa tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai berikut :
a. Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menangkapi isu kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (IPTEK).
Selain itu, Azis Wahab,ddk menyatakan bahwa : ‘‘PKn ialah media pelajaran yang meng Indonesiakan para siswa secara sadar, cerdas dan penuh tanggung jawab. K arena itu program PKn memuat konsep-konsep hukum ketatanegaraan,politik dan hukum Negara, serta dari teori umum yang lain cocok dengan target tersebut. Dengan kecenderungan sifat teoritis disiplin politik (karakter ilmu politik), tetap dominan baik dalam program ( disaat memprogramkan maupun pengejarannya. Dari refrensi tersebut, dapat dilihat bahwa PKn merupakan mata pelajaran dasar/wajib untuk seluruh jenjang pendidikan, tujuannya untuk membantu peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebanggaan dan rasa cinta tanah air.
4. Peran guru PKn dalam pembelajaran PKn
Peran guru dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diharapk untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan kompetensi, baik dalam ranah kognitif, ranah afektif, maupun psikomotoriksiswa, dalam pendidikan kewarganegaraan yang interaktif guru bertindak sebagai fasilitator. Agar pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi aktif sehingga diperlukan cara dan strategi pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa aktif bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Tugas guru dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya menyapaikan materi secara lisan atau ceramah melainkan melibatkan keaktifan siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam pembelajaran. Keaktifan siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan akan terbangun sendiri dengan model pembelajaran interaktif dimana guru lebih banyak memberikan peran kepada siswa sebagai subjek belajar. Guru merancang proses belajar mengajar yang melibatkan siswa secara interaktif dan komprehensif pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Agar proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan akan meningkat sehingga diperlukan cara dan peran guru dalam pembelajaran yang sangat tepat untuk melibatkan siswa secara aktif dan baik dalam berpikir,pendengaran, penglihatan dan psikomotor dalam proses belajar mengajar.
Dalam berhubungan dengan orang lain, tidak hanya begitu saja tetapi juga menyadari perbuatan yang dilakukan dan menyadari pula situasi yang ada sangkut pautnya dengan perbuatan. Kesadaran ini tidak hanya mengenai tingkah laku yang mungkin terjadi, kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata dan perbuatan-perbuatan tersebut itu yang mungkin terjadi. Secara individu, setiap orang memiliki sikap yang berbeda. Sikap seseorang menentukan perbuatan dan tingkah laku, Bruno Menjelaskan bahwa : ‘‘Sikap adalah kecenderungan yang relative yang menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu’’. Dengan demikian, pada prinsipnya sikap itu dapat kita anggap suatu kecenderungan siswa untuk bertindak dengan cara tertentu. Dari segi psikologis, sikap adalah pengaturan proses-proses kejiwaan seseorang yang keluar melalui tingkah laku yang berkenan dengan beberapa aspek lain. Sikap ini menunjukan adanya pengalaman-pengalaman sebelumnya dengan mana seseorang melakukan pendekatan terhadap situasi (termasuk di dalam aspek) yang bersama-sama dengan pengaruh-pengaruh yang baru menentukan perbuatan sesorang. Sedangkan menurut menurut Lapierre (1934 dalam Alln, Guy, dan Edgley,1980) menjelaskan bahwa : ‘‘Sikap sebagai suatu pola prilaku, tendensi atau kesiapan antisipasif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respons terhadap situasi stimulan sosial yang telah di kondisikan’’. Dengan demikian, pada prinsipnya sikap itu dapat kita anggap suaatu kencenderungan siswa untuk bertindak dengan cara tertentu. Sikap yang tertanam pada diri seseorang akan menentukan prilaku nyatanya, dan dapat di ubah dan di pelajari. Tanggung jawab menurut kamus pintar bahasa Indonesia yaitu wajib menanggung segala sesuatu, kalau ada hal yang runtut, dipersalahkan,dan di perkarakan, serta mampu menanggung resiko dan segala akibatnya. Dalam hal ini sikap tanggung jawab merupakan sikap dan prilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri,masyarakat,lingkungan (alam,sosial, dan budaya), Negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Tanggung jawab adalah bentuk dari sikap seseorang terhadap aktivitas yang ia lakukan. Jadi tangung jawab adalah suatu kesadaran manusia akan perilakunyaa baik disengaja maupun yang tiidak sengaja, serta tanggung jawab juga biasa juga dikatakan sebagai kewajiban setiap makhluk yang hidup.Tanggung jawab merupakan satu kewajiban yang harus di jalankan dan sudah ada porsinya masing-masing. Yang namanya kewajiban berarti mau tidak mau,suuka tidak suka harus di jalankan, jika tidak, maka kita sendiri yang akan rugi. ‘‘Tangungung jawab sosial adalah suatu tindakan yang bersifat sukarela yang mempunyai tujuan untuk menunjukan sifat kepedulian terhadap masyarakat sekitar, masyarakat luas,lingkungan sekitar atau lingkungan secara luas sebagai komitmen tanggung jawab berkelanjutan mengenai dampak kegiatan apa yang telah dilakukan’’. Ada beberapa hal yang dapat di lakukan oleh guru dalam menanamkan rasa tanggung jawab yang tinggi pada diri setiap peserta didik, di antaranya adalah sebagai beerikut :
1) Memulai dari tugas-tugas sederhana;
2) Menebus kesalahan saat berbuat salah;
3) Segala sesuatu mempunyai konsekuensi;
4) Sering berdiskusi tentang pentingnya tanggung jawab.
Tanggung jawab juga merupakan kewajiban dalam melaksanakan tugas tertentu. Tanggung jawab timbul karena telah di terima wewenang,seperti wewenang tanggung jawab memberikan hubungan tertentu antara pemberi wewenang dan penerima wewenang. Adapun macam-macam tanggung jawab antara lain :
1) Tanggung jawab terhadap diri sendiri yaitu tanggung jawab terhadap diri sendiri menurut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi.
2) Tanggung jawab kepada masyarakat yaitu pada hakekatnya manusia tida
3) Tanggung jawab kepada Tuhan yaitu Tuhan menciptakan di bumi ini bukanlah tanpa ada tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupan manusia mempunyai langsung tanggung jawab terhadap Tuhan sehingga tindakan tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman –hukuman Tuhan yang di tuangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macama agama.
6. Faktor- factor yang mempengaruhi Sikap Tanggung Jawab Sosial
a. Faktor dari dalam individu
Faktor dari dalam individu di bagi atas beberapa objek yaitu:
1. Minat
Minat merupakan respon seseorang terhadap suatu objek yang menarik perhatian terhadapnya.Pengaruh minat terhadap sesorang adalah sebagai berikut :
a) Sikap yang terus menerus yang menyertai perhatian seseorang dalam memiliki objek yang menarik.
b) Perasaan yang menyentuh dan menentukan aktivitas kegemaran seseorang..
c) Suatu pernyataan motivasi tertentu untuk mengalihkan tingkah laku dalam arah atau tujuan tertentu.
2. Usia/Umur
Pengaruh tingkat usia terhadap sikap terutama dalam keestabilan dan kematangan arah positif atau negative,serta tinggi rendahnya kadar sikap terhadap suatu objek. Umur semakin kedewasaan seseorang maka kecenderungan untuk selalu berbuat atau memiliki sikap terhadap objek positif akan Nampak dalam perbuatan dan tingkah laku seseorang sehingga perbuatan dan tingkah laku tidak bisa di pisahkan karena keduanya saling mempengaruhi.
3. Kepribadian
Setiap orang di dalam hidupnya memiliki kehidupan yang berbeda antara seseorang dengan yang lainnya. Perbedaan kepribadian ini menyebabkan sikap seseorang juga berbeda-beda. Sikap dan kepribadian adalah merupakan dua aspek yang berbeda tetapi tidak dapat di pisahkan karena keduanya saling mempengaruhi.
Sikap merupakan salah satu aspek yang turut mewarnai kehidupan seseorang karena itu apabila seseorang tidak memiliki sikap positif terhadap suatu objek berdasarkan nilai,norma, dan moral maka orang tersebut akan menampilkan tingkah laku yang baik pula begitu juga sebaliknya.
b. Faktor dari luar Individu
Faktor dari luar individu terdiri atas beberapa aspek yaitu :
1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Di dalam berlaku norma-norma kehidupan keluarga dan dengan demikian pada dasarnya keluarga merekayasa perilaku kehidupan budaya anak. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak di tentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam menempatkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas di tetapkan dan di arahkan oleh keluarga.
2. Status sosial ekonomi
Kehidupan sosial banyak di pengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga di dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak independen, akan tetapi akan di pandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak tersebut ‘‘ ia anak yang siap’’. Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial kelompoknya. Akibat lain anak akan membentuk kelompok sendiri menurut normanya sendiri.
3. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Harkat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif,akan member warnah kehidupan sossial anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang. Pendidikan tercakup dalam pendidikan dalam keluarga,masyarakat dan kelembagaan.
Kepada anak didik bukan hanya di perkenankan kepada norma-norma lingkungan yang paling tepaat, tetapi di perkenalkan kepada norma kehidupan bangsa dan norma antar kehidupan antar bangsa. Etika bergaulan dan pendidikan norma di ajarkan secara terprogram dengan tujuan membentuk prilaku kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
B. Kerangka pikir
Berdasarka rumusan masalah, tujuan penelitian dan tinjauan pustaka yang telah di paparkan terlebih dahulu, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tanggung jawab sosial adalah suatu tindakan yang bersifat sukarela yang mempunyai tujuan untuk menunjukan sifat kepedulian terhdap masyarakat sekitar, masyarakat luas, lingkungan sekitar atau lingkungan secara luas sebagai komitmen tanggung jawab berkelanjutan mengenai dampak kegiatan apa yang telah di lakukan.
Peran guru sangat menentukan dalam peningkatan pengembangan sikap rasa tanggung jawab sosial siswa di SMP Yakpesmi Maranatha Dekai, karena merupakan ujung tombak dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas dalam arti sempit, namun bukan berarti bahwa peran masyarakat,orang tua dan pemerintah tidak menentukan dalam masalah pendidikan. Peran guru sesungguhnya sangatlah berat dan rumit karena menyangkut nasib dan masa depan generasi manusia, sehingga kita sering mendengar tuntutan dan harapan masyarakat agar guru harus mampu mencerminkan tuntutan situasi dan kondisi masyarakat ideal di masa mendatang, akibat tuntutan yang berlebihan sehingga seringkali guru menjadi cemooh masyarakat ketika hasil kerjanya kurang memuaskan dalam hal ini adalah peserta didik yang tidak mampu mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Peran guru yang dimaksud disini juga adalah berkaitan dengan peran guru dalam proses pembelajaran dan peran guru dalam menciptakan suasana di sekolah. Guru merupakan factor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan pada umumnya, karena guru memegang peran dalam proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Permasalahan-permasalahan guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran berhubungan dengan masih adanya guru yang memiliki kualifikasi pendidikan kurang, sikap profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas masih rendah, persiapan guru untuk melaksanakan pengajaran yang kurang mantap, masih sering terdapatnya rentang perolehan nilai siswa yang cukup jauh dalam setiap mata pelajaran, masih terdapatnya siswa yang memiliki nilai merah untuk mata pelajaran tertentu, kurangnya memanfaatkan media dan sumber belajar dan masih rendahnya sikap inovatif serta kreativitas mengajar guru. Setiap permasalahan tersebut dilakukan upaya pemecahannya yang sekiranya mampu dilakukan oleh guru maupun pihak lain.
BAB III
METODE PENELTIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih 2 Bulan, terhitung dari bulan Agustus 2016 sampai dengan bulan September 2016 yang dilaksanakan di SMP Yakpesmi Maranatha Dekai KabupatenYahukimo Provinsi Papua. Penentuan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan bahwa di SMP Yakpesmi ini belum pernah ada melakukan penelitian terkait dengan judul yang diangkat oleh peneliti yaitu ‘‘Peran Guru Dalam Mengembangkan Sikap Tanggung Jawab Sosial Siswa SMP Yakpesmi Maranatha Dekai’’. Sehingga untuk menghindari terjadinya perbedaan interprestasi terhadap variabel yang di teliti atau tidak menimbulkan keracunan, maka variable dikemukakan secara operasional.
1. Upaya guru PKn adalah segala kegiatan guru yang dilakukan baik dalam proses pembelajaran seperti : pemberian tugas mandiri maupun tugas kelompok serta penerapan metode diskusi. Dan menciptakan suasana disekolah secara teratur dan disiplin seperti: pemberlakuan tata tertib sekolah dengan tegas, melakukan bakti sosial dan kerja bakti di lingkungan sekolah, dan memberikan motivasi kepada siswa.
2. Tanggung jawab sosial adalah segala tindakan siswa yang bersifat sukarela yang mempunyai tujuan untuk menunjukan sikap kepdulian terhadap lingkungan sekitar sekolah seperti melakukan kerja bakti, bersedekaan, saling membantu, dan bakti sosial dalam wujud kunjungan.
B. Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi :
1) Data primer yaitu data yang bersumber dari hasil Pengamatan Observasi dan wawancara atau interviu yang berhubungan dengan pengelolaan sarana prasarana.
2) Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari kajian sejumlah dokumen
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan bagian terpenting dalam suatu penelitian bahkan merupakan suatu keharusan bagian seorang peneliti. Untuk mendapatkan data atau informasi yang dibutuhkan, maka digunakan 4 (empat) macam metode pengumpulan data sebagai berikut :
1. Teknik Observasi (pengamatan)
Yaitu merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diteliti. Pada penelitian kali ini, adalah peneliti menggunakan teknik observasi partisipasi.
Teknik observasi partisipasi yaitu metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden (Bungin, 2007. 115) .
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu instrumen untuk memperoleh data dengan cara bertatap muka langsung dan mengadakan dialog secara langsung dengan responden. Teknik ini dilakukan baik terhadap siswa maupun terhadap guru mata pelajaran PKn untuk memperoleh data yang tidak terungkap pada teknik angket. Kegiatan wawancara ini dilakukan terutama pada awal pelaksanaan penelitian untuk memperjelas arah sasaran variabel yang akan dikaji.
3. Angket (questionarire)
Angket (questionarire) Merupakan Pengumpulan informasi yang akurat yang dibutuhkan peneliti terutama mengenai tanggapan respon tentang pelaksanaan pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dalam pembentukan sikap dan tanggung jawab sosial siswa.
Kegiatan dokumentasi dilakukan melalui pencatatan dokumen untuk mengetahui data tentang keadaan dan penyebaran peserta didik dan untuk memperoleh data mengenai jumlah siswa yang menjadi populasi di SMP Yakpesmi Marantha Dekai.
D.Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitif yang bertujuan untuk mendeskripsikan hal-hal yang dianggap sangat membantu khusus peneliti ini. Dan melalui analisis ini, peneliti mengangkat fakta, keadaan dan fenomena-fenomena yang terjadi serta menyaji apa adanya sesuai kondisi dan keadaannya yang berkenan dengan peranan guru PKn dalam mengembangkan sikap tanggung jawab sosial siswa di SMP Yakpesmi Maranatha Dekai. Dengan menggunaka rumusan persentase dengan menggunkan tabel Frekuensi dengan rumus :
P = _F_ X 100 %
N
Keteraangan :
P = Persentase
F = Frekuensi data
N = Jumlah Keseluruhan Sampel dan Responden.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a. Sejarah Singkat Sekolah
Pada mulanya SMP Yakpesmi Maranatha Dekai berdiri pada tanggal 22 September tahun 2013. yang di bangun oleh Yayasan Yakpesmi dan diakui oleh pemerintah. Di sekolah ini dikelolah oleh Sem Walle, S.Th. S.Pd yang sekaligus merupakan kepala sekolah pertama di sekolah tersebut, sampai saat ini dan berdiri di bawah naungan Yayasan Yakpesmi dengan ketua Yayasan Pdt. Nebius Maling, S.Th hingga saat ini SMP Yakpesmi Maranatha Dekai dipimpin oleh kepala sekolah Sem Walle, S.Th.S.Pd. Dengan luas bangunan SMP ini yaitu lintang 4.883641 m2 , bujur 139.4743880 dan luas lahan/tanah 350 hektar.
Tabel 1.
Data Guru dan tenaga Administrasi
No. Nama Jabatan Pendidikan Status Kepegawaian PNS/Honor Yayasan
1. Sem Walle, S.Th.S.Pd Kepala Sekolah S1 PNS
2. Demanus Yando,A.Ma.Pd Wakasek D3 PNS
3. Agus Walle, S.Pd Kesiswaan S1 Guru Yayasan
4. Marten Nelambo, S.Pd Guru /Wali kelas S1 PNS
5. Agus Balyo, S.P Guru Staaf S1 PNS
6. Titus Maling, SH Guru/Staaf S1 Guru Yayasan
7 Onesimus Alua, S.Pd Guru/Wali kelas S1 Guru Yayasan
8 Karolina Langmau, S.Pd Guru/Wali kelas S1 Guru Yayasan
9. Yakop Malyo, S.Pd Guru/Wali kelas S1 Guru Yayasan
10. Nela Endama, Guru/Wali kelas S1 PNS
11. Ateng Balyo Ama.Pd Guru bidang study D3 Guru Yayasan
12 Peres Maling, S.Pd Guru Bidang Study S1 Guru Yayasan
Sumber : Ruang tata usaha SMP Yakpesmi Maranatha Dekai
Adapun fasilitas yang terdapat pada SMP Yakpesmi Maranatha Dekai dapat dilihat sebagai berikut :
1. Ruang belajar : 10
2. Laboratorium : 1
3. Perpustakaan : 1
4. Ruang BP/BK : 1
5. Ruang Kepsek : 1
6. Ruang Wakasek : 1
7. Ruang Guru : 1
8. Ruang Osis : 1
9. Ruang Tata Usaha : 1
10. Kamar mandi/WC : 4
Fasilitas yang ada di SMP Yakpesmi Maranatha Dekai memberikan motivasi dan semangat belajar di kalangan peserta didik dalam meningkatkan prestasi dan kegiatan belajarnya Selain itu, terdapat pula sarana berupa computer, internet, perpustakaan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan peserta didik mengenai teknologi. Sehingga dapat dalam perkembangannya, peserta didik mempunyai skill dan keterampilan yang cukup memadai.
Setiap sekolah harus memiliki visi yang jelas yaitu bagaimana kondisi yang diharapkan dimasa yang akan datang. Visi sekolah hendaknya di tetapkan dengan mempertimbangkan filosofi sekolah yang bersangkutan dan segala potensi yang ada serta antisipasi jauh ke depan sehinggga sekolah tidak saja mampu survive tetapi juga mampu berkembang di masa mendatang. Sehingga Visi sekolah sebaiknya di rumuskan secara sederhana tetapi secara komunikatif sehingga mudah di pahami oleh seluruh komponen sekolah. Hal ini penting karena setiap komponen sekolah harus menjadikan visi sebagai acuan dan spirit dalam berperan serta di dalam pengelolaan organisasi sekolah. Selain visi, sebuah organisasi (termasuk sekolah) juga harus merumuskan misi. Seperti halnya visi,rumusan misi dapat saja diubah jika lingkungan yang dihadapi mengalami perubahan yang luar biasa. Setelah visi dan misi dirumuskan, langkah berikutnya adalah merumuskan tujuan yaitu kondisi ke depan yang diinginkan yang dinyatakan secara kualitatif. Agar lebih spesifik dan terukur, tujuan di jabarkan lebih lanjut ke dalam sejumlah saran. Kumpulan saran ini biasa di sebut program kerja. Akumulasi dari ketercapaian berbagai saran tersebut merupakan tolak ukur keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Demikian pula SMP Yakpesmi Maranatha Dekai memiliki visi dan misi. Perumusan visi dan misi ini berdasarkan pertimbangan-pertimbangan orisinal tentang harapan dan cita-cita masa depan yang di gambarkan oleh pihak sekolah. Sehingga Visi SMP Yakpesmi Maranatha Dekai yaitu : ‘‘Terwujudnya Masyarakat (Anggota Gereja) yang bermoral Mandiri dan Sejahtera’’. Untuk mencapai visi tersebut di perlukan kerja keras yang tak mengenal lelah. Adapun misi SMP Yakpesmi Maranatha Dekai adalah sebagai beriukt :
1. Memberitakan Injil melalui pelayanan Sosial ke daerah terpencil;
2. Mencerdaskan Generasi muda melalui pendidikan dan pelatihan;
3. Memberdayakan anggota Gereja berpatisipasi dalam pembangunan nasional
4. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama, budaya local dan budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan local dalam bertindak secara nasional.
5. Meningkatkan SDM tenaga pendidik dan kependidikan yang mampu memberikan layanan pendidikan secara professional dan bertanggung jawab.
c. Keadaan Peserta Didik
Jumlah peserta didik pada tahun pelajaran 2016/2017 berjumlah seluruhnya 280 orang. Laki-laki sebanyak 192 orang dan perempuan sebanyak 88 orang. Peserta didik di kelas VII sebanyak 102 orang dan tiga rombongan belajar yang terdiri dari kelas VIIA, VIIB, dan VIIC. Peserta didik di kelas VIII sebanyak 108 orang dan tiga rombongan belajar yang terdiri dari kelas VIIIA, VIIIB, dan VIIIC. Sementara peserta didik kelas IX sebanyak 70 orang dan terdiri dari dua rombongan belajar yaitu : IX-1, dan IX-2. Sehingga persebaran jumlah peserta didik.
Dalam menunjang suksesnya suatu lembaga, maka salah satu syarat yang harus di penuhi adalah bentuk organisasi yang tersusun secara sistematis dan terstruktur dalam pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas kepada seluruh komponen dalam menjalankan kewajibannya. Tanpa adanya struktur akan dapat mengakibatkan kesimpangsiuran dan menjalankan tugas masing-masing oleh komponen yang bersangkutan. Dalam hal ini, di perlukan struktur organisasi yang baik untuk dapat mengatur tugas dan tanggung jawab dalam kegiatannya pada struktur organisasi. Adapun bentuk organisasi pada SMP Yakpesmi Maranatha Dekai adalah jalur pimpinan ke staf. Dimana pelimpahan sebagai tugas dan wewenang dari pimpinan kepada bawahan untuk di laksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada bidang masing-masing dan mempertanggung jawabkan langsung kepada pemimpin sekolah dalam hal ini adalah kepala Sekolah. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang struktur organisasi sekolah ini.
e. Tata Tertib Guru dan Siswa SMP Yakpesmi Maranatha Dekai
1. Tata Tertib Gurub adalah sebagai berikut :
a. Guru wajib berada disekolah paling lambat 10 menit sebelum jam pelajaran dimulai.
b. Guru wajib menanda tanganni absensi kehadiran.
c. Guru wajib memakai pakaian seragam dan atribut yang berlaku.
d. Guru wajib berpakaian rapi,bersih, sopan, tidak dandan yang berlebihan, dan guru perempuan memakai rok serta guru laki-laki memakai celana kain dan tidak memaki celana jeans saat mengajar.
e. Guru wajib bersikap tegas, penuh kepribadian, yang jujur dan berwibawa.
f. Guru wajib menjadi panutan pada siswa di sekolah maupun di luar sekolah.
g. Guru wajib membuat program persiapan mengajar.
h. Guru wajib melaksanakan tugas mengajar dengan tepat pada waktu yang telah di tentukan.
i. Guru wajib menggunakan buku pegangan peserta didik atau buku penunjang lainnya sesuai kurikulum.
j. Guru yang berhalangan memberi pelajaran harus ada pemberitahuan kepada kepala sekolah atau wakasek kurikulum sebelum pelajaran di mulai untuk pengarahan selanjutnya.
k. Guru wajib mengikuti semua kegiatan sekolah, upacara-upacara dan rapat dll
l. Guru tidak boleh menerima telepon di dalam kelas pada saat mengajar
m. Guru tidak boleh merokok di dalam kelas.
2. Tata Tertib Siswa
a) Siswa wajib mengenakan pakaian sekolah dengan ketentuan sebagai berikut :
I. Senin dan Selasa siswa mengenakan seragam putih-putih,ikat pinggang hitam, kaos kaki putih dan sepatu hitam polos bertali.
II. Rabu dan Kamis siswa mengenakan seragam putih biru, ikat pinggang hitam, kaos kaki putih dan sepatu hitam bertali.
III. Jumat dan Sabtu siswa mengenakan sergam kostum sekolah dan seragam pramuka kaos kaki hitam sepatu hitam bertali.
b) Siswa sopan dan rapi dan teratur sesuai dengan ketentuan yang berlaku
c) Siswa hadir di sekolah sebelum jam 7:30 bel berbunyi
d) Siswa harus mengenakan identitas/atribut sekolah
e) Siswa harus memakai seragam terbuat dari kain tebal dan tidak memakai kain tipis yang tembus pandang dan ketat.
f) Siswa di larang melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Meroko, minum-minuman keras, mengedarkan atau mengkonsumsi narkoba dan obat terlarang lainnya.
2. Berkalahi baik perorangan maupun kelompok di sekolah dan diluar sekolah
3. Berteriak berbicara kotor,menghina, panggilan yang tidak senonoh
4. Siswa dilarang keluar kompleks sekolah sebelum jam pulang
f. Tugas-tugas guru di Sekolah
Dalam melaksanakan tugas guru sebagai pendidik di SMP Yakpesmi mempunyai tugas-tugas yang diatur adalah sebagai berikut :
1) Setiap guru bidang studi diharuskan membuat program semester dan satuan pembelajaran.
2) Setiap guru bidang studi tidak diperkenankan mengajar tanpa mengikuti program alokasi waktu yang telah di tetapkan untuk semua topik.
3) Melakukan kegiatan belajar mengajar secara teratur dan disiplin
4) Membuat catatan tentang kemajuan belajar masing-masing siswa
5) Melaksanakan kegiatan penilaian belajar siswa.
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Upaya yang dilakukan oleh guru PKn dalam mengembangkan sikap tanggung jawab sosial siswa SMP Yakpesmi Maranatha Dekai.
Peningkatan rasa tanggung jawab di dalam diri siswa diakui sebagai sesuatu yang sangat fundamental dan penting guna meningkatkan mutu pendidikan. Guru sebagai pendidik siswa merupakan orang tua kedua bagi anak didik yang memiliki kewajiban untuk mengarahkan siswa agar melakukan setiap kegiatan dengan rasa penuh tanggung jawab. Hal ini disadari sebagian salah satu factor berhasil tidaknya mereka di sekolah melalui cara mereka menangkapi batasan dan aturan, serta bagaimana mereka menerima tanggung jawab. Peran guru sebaga pengajar dan pendidik merupakan stafeet pertama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan, membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warganera yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan demikian tergambar dengan jelas betapa pentingnya dan besarnya pengaruh seorang guru dalam membina dan membangun sikap tanggung jawab di dalam diri siswa, bukan hanya sebagai pengajar namun dalam perannya sebagai pendidik. Hal tersebut di sadari pula oleh guru-guru PKn di SMP Yakpesmi Maranatha Dekai dengan membentuk beberapa upaya dalam rangka menumbuhkan dan membina rasa tanggung jawab di dalam diri siswa. Sehingga upaya SMP Yakpesmi sebagai pengelolah dan sekaligus fasilitator untuk mengembangkan tanggung jawab sosial dilakukan baik didalam proses belajar mengajar maupun dalam menciptakan suasana di sekolah yang kondusif. Didalam proses pembelajaran di kelas, upaya yang dilakukan guru PKn dalam mengembangkan sikap tanggung jawab sosial siswa di SMP Yakpesmi Maranatha Dekai antara lain (1) guru memberikan tugas mandir mapun kelompok; (2) guru memberikan metode diskusi dengan baik, sedangkan upaya guru dalam menciptakan suasana di sekolah antara lain (1) Mempertegas tata tertib sekolah dengan tegas; (2) Guru mengajak siswa melakukan bakti sosial; Guru mengajak siswa kerja bakti di lingkungan sekolah; dan Guru selalu memberikan motivasi. Semua ini dilakukan oleh seorang pendidik guna untuk mengembangkan sikap tanggung jawab sosial siswa dapat di realisasikan di dalam diri siswa.
1. Dalam proses pembelajaran
a. Pemberian tugas mandiri dan kelompok
Tugas, merupakan suatu pekerjaan yang harus di selesaikan oleh anak didik. Pemberian tugas sebagai suatu metode mengajar dan merupakan suatu pemberian pekerjaan oleh guru kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu . Dengan cara memberikan tugas tersebut siswa meningkatkan semangat belajar,dan mengerjakan tugas. Dalam melaksanakan kegiatan belajar, siswa diharapkan memperoleh suatu hasil yang sangat kondusif dan perubahan tingkah laku tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tahap terakhir dan pemberian tugas ini adalah resitasi yang berarti melaporkan atau menyajikan kembali tugas yang telah di kerjakan atau di pelajari. Jadi metode pemberian tugas belajar dan resitasi atau biasanya disingkat metode resitasi merupakan suatu metode mengajar dimana guru membentuk suatu tugas, kemudian siswa harus mempertanggungjawabkan hasil tugas tersebut. Upaya mengembangkan sikap tanggung jawab melalui pemberian tugas seperti yang di kemukakan oleh Sem walle bahwa: ‘‘Pemberian tugas dapat merupakan salah satu upaya yang efektif untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap tanggung jawab sosial kepada siswa. Dengan memberikan tugas sama halnya dengan memberikan mereka amanah yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Sehingga melatih mental mereka agar dapat mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh, dan berani bertanggung jawab apapun hasil atau nilai yang mereka dapatkan dari tugas tersebut’’. Hal tersebut di benarkan oleh salah satu siswa yang di ajar Sem yang bernama Lotan, mengemukakan bahawa: ‘‘Pa guru Sem Walle sering memberikan tugas kepada kami dan tugas yang di berikan pa guru itu di kumpul tepat waktu, dan apabila ada siswa yang tidak mengerjakan tugas akan diberikan sanksi berupa pengurangan nilai dan penambahan tugas lanjutan’’. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, menunjukan bahwa di SMP Yakpesmi Maranatha Dekai, dengan pemberian tugas mandiri dan kelompok dalam hal tanggung jawab siswa terlaksana dengan baik.
Metode Diskusi
Metode diskusi, merupakan alat atau langkah yang tepat untuk menciptakan proses pembelajaran serta berpengaruh bagi keberhasilan siswa dalam belajar. Jika guru tidak pandai memilih dan menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran, maka siswa juga akan mengalami kesulitan dalam menerima dan memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu, semakin tepat penerapan metode mengajar,maka akan tepat pula tujuan pengajarannya. Dalam kaitannya dengan penggunaan metode mengajar,metode diskusi salah satu metode yang tepat dalam menyajikan materi pengajaran, karena dengan metode diskusi suasana kelas akan menjadi hidup, dan merangsang siswa agar perhatiannya tercurah kepada masalah yang dibicarakan serta melatih siswa agar berani mengembangkan pendapatnya dengan lisan dan teratur. Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian pelajaaran dimana guru bersama-sama siswa mencari jalan pemecahan atas persoalan yang dihadapi. Inti dari diskusi untuk mecahkan pokok maslah. Sehingga dengan sendirinya dalam pemecahan masalah terdapat berbagai alternative. Dari macam-macam kesimpulan jawaban yang dikemukakan dalam diskusi perlu dipilih satu jawaban yang lebih logis dan tepat. Agus Walle mengemukakan bahwa : ‘‘Pada umumnya metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk mendorong siswa berpikir kritis, mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas, mendorong siswa menyumbangkan buah pikiran untuk memecahkan masalah bersama-sama serta mengambil suatu alternative jawaban atau beberapa alternative jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan seksama’’ Selanjutnya Onesimus Alua menjelaskan bahwa: ‘‘Dalam proses pembeelajaran di kelas, saya sering menerapkan metode diskusi sebab selain dikarenakan tuntutan kurikulum 2013 yang lebih menekankan pembelajaran berpola student-sentered, yang dimana siswa di haruskan lebih aktif dalam pembelajaran selain itu dengan metode diskusi, dapat menetukan siswa bertanggung jawab terhadap apa yang dikemukakannya dan mampu mempertahankan pendapatnya dengan alasan yang logis dan bijaksana serta mampu menerima pendapat orang lain meskipun berbeda dengan pendapatnya sendiri’’. Hal ini juga sejalan dengan yang dikatakan oleh Titus Maling bahwa: ‘‘Salah satu metode pembelajaran yang dapat menumbuhkan sikap tangggung jawab siswa adalah dengan menggunakan metode diskusi. Melalui metode tersebut siswa diharapkan mampu untuk dapat bertanggung jawab terhadap hasil diskusi kelompok yang merupakan hasil pemikiran yang telah didiskusikan secara bersama-sama’’. Jadi metode diskusi adalah salah satu cara yang dilakukan oleh guru PKn di dalam kelas untuk mengembangkan sikap tanggung jawab siswa. Metode diskusi melatih dan mendidik siswa dalam berdiskusi untuk berpikir kritis, analistis, bertanggung jawab, serta membangun kreativitas siswa dan mengembangkan nilai-nilai demokrasi.
2. Menciptakan Suasana Di Sekolah dengan kondusif
a. Pemperlakukan tata tertib sekolah dengan tegas
Tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal diperlukan suasana yang sangat kondusif guna memperlanjar proses belajar mengajar maupun pembinaan pribadi. Di dalam kehidupan bersama hal ini dapat terbentuk dengan adanya aturan hidup bersama yang disebut tata tertib. Tata tertib sangat diperlukan dalam mengatur, kedisiplinan, dan mendidik siswa Pemberlakuan tata tertib sekolah dengan tegas dapat menumbuhkan rasa disiplin dan tanggung jawab dalam diri siswa. Dengan adanya pemberlakuan tata tertib disekolah, siswa diajar untuk bertanggung jawab terhadap tugas, hak, dan kewajiban. Sem Walle mengatakan bahwa : ‘‘Pemberlakuan tata tertib merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan sikap tanggung jawab sosial siswa, sebab tata tertib dapat mengendalikan siswa untuk tidak melakukan sesuatu yang dilarang di sekolah serta dapat mendidik siswa agar bertanggung jawab terhadap konsekuensi jika tetap melakukannya’’. ‘‘Tata tertib yang ada di sekolah saya sangat ketat, dimana apabila salah satu peraturannya dilanggar seperti halnya jika ada yang datang terlambat, maka tidak akan di perbolehkan masuk ke lingkungan sekolah. Selain itu, sebagai siswa juga dibiasakan untuk melakukan pembersihan kelas sebelum pulang sekolah. Kegiatan ini awasi oleh guru yang mengajar pada jam terakhir dan di beri sanksi jika tidak kami lakukan Lotan Aruman’’. Dari hasil pengamatan langsung di sekolah tersebut, penulis melihat secara langsung beberapa siswa yang datang terlambat tidak diperbolehkan lagi untuk masuk ke dalam lingkungan sekolah. Tidak hanya itu, sebelum pulang sekolah para siswa membersihkan kelas masing-masing dan di awasi oleh guru. Berdasarkan pemaparan di atas, pemberlakuan tata tertib sekolah sangat penting dalam mengembangkan sikap tanggung jawab siswa karena dengan tata tertib, siswa diajarkan untuk bertanggung jawab terhadap peraturan yang telah ditetapkan. Dengan penekanan peratuaran yang berlaku di sekolah tertentu akan menjadi kebiasaan bagi siswa itu sendiri untuk belajar bertanggung jawab dan disiplin. Sekolah yang tidak menekakan tata tertib, siswanya akan acuh tak acuh kalau tidak ada displin di terapkan di sekolah dan beban yang akan dikenakan akibat bertingkah laku yang kurang baik atau bertingkah laku yang salah.
b. Melakukan Bakti sosial dan Kerja bakti di Lingkungan sekolah
Kepedulian sosial menjadi sangat penting kaitannya dengan kehidupan masyarakat. Khususnya masyarakat dilingkungan pendidikan sekolah perlu ditanamkan sejak dini, mulai dari kegiatan pembelajaran di kelas maupun luar kelas yang berinteraksi dengan orang lain. Kepedulian sosial dapat di tumbuhkan dengan melalui berbagai cara. Sebagai contoh melalui kegiatan-kegiatan sekolah yang melibatkan partisipasi dari semua orang termasuk partisipasi siswa, salah satunya dengan melakukan kegiatan bakti sosial dan kerja bakti. Menurut SMP Yakpesmi Sem Walle mengatakan bahwa ‘‘Melalui kegiatan bakti sosial, siswa diharapkan rasa memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap sesama. Sehingga dapat menumbuhkan rasa bertanggung jawab untuk selalu saling menolong dan membantu sesama siswa dan orang lain yang membutuhkan pertolongan. Menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri siswa penting untuk menciptakan keyakinan bahwa setiap orang hadir didunia adalah untuk saling membantu satu sama lain’’. Melalui pemaparan di atas kepedulian sosial memang sangat penting ditanamkan kepada parah siswa. Meski begitu, kepekaan untuk melakukan semua itu tidak bisa tumbuh begitu saja pada diri siswa karena membutuhkan proses melatih dan mendidik. Di sinilah pola pengasuhan berperan sangat penting, SMP Yakpesmi telah melakukan kepedulian sosial terhadap sesama di lingkungan sekitarnya dan para siswa akan mencontohkan hal tersebut untuk dilakukan. Dengan menanamkan jiwa kepedulian sosial pada siswa,mereka akan lebih muda bersosialisasi dan akan menjadi manusia yang saling tolong menolong.
c. Pemberian Motivasi
Peran guru sebagai motivator dalam menumbuhkan tanggung jawab sosial siswa diwujudkan dengan cara menumbuhkan kepedulian siswa dengan memberikan motivasi berupa penyadaran serta nasehat-nasehat pada siswa secara aktif untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar serta guru mendorong siswa agar lebih bersemangat dan aktif dalam belajar. Titus Maling Menjelaskan bahwa : ‘‘Salah satu upaya dalam mengembangkan sikap tanggung jawab siswa adalah melalui pemberian motivasi berupa nasehat-nasehat. Karena dengan memberikan motivasi, siswa akan diingatkan dan disadarkan mengenai tanggung jawab yang merupakan nilai yang terkait dengan kesadaran untuk melakukan dan menanggung segala sesuatu’’. Pemberian motivasi yang dilakukan oleh guru di sekolah antara lain memotivasi agar siswa aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti OSIS, Mading dan English Club. Sebab kegiatan ekstrakurikuler ini dapat mendukung siswa dalam mengembangkan tanggung jawab sosial mereka. Selain itu dengan adanya nasehat serta penyadaran yang di berikan oleh guru maka siswa akan memiliki tingkat kesadaran yang tinggi dalam meningkatkan tanggung jawab sosialnya.
1. Kurang Perhatian siswa terhadap tugas yang diberikan
Pemberian tugas di kenal sebagai salah satu metode di dalam pembelajaran. Pemberian tugas sebagai sebuah metode di pahami sebagai suatu cara pembelajaran yang dilakukan dengan memberian tugas kepada para siswa. Metode memberikan tugas banyak memberikan manfaat bagi para siswa, karena pada dasarnya pemberian tugas menuntut kreatifitas dan aktivitas mereka. Tugas terkandang dapat membantu anak untuk berlatih memecahkan masalah. Jika tugas yang diberikan oleh guru di sekolah mempunyai tingkat kesulitan lumayan tinggi, anak dituntut untuk berusaha mencari jawaban atas persoalan tersebut. Dan hal ini akan membuat anak akan terbiasa memecahkan masalah atau mengatasi masalah. Dalam hal ini tugas merupakan tanggung jawab yang harus di kerjakan oleh siswa. Tetapi biasanya tidak sesuaian antara harapan dan kenyataan, biasany terdapat siswa yang kurang memperhatikan dan tidak mengerjakan tugas yang di berikan oleh gurunya. Misalnya di SMP Yakpesmi, Maulina Mengatakan bahwa : ‘‘Terdapat beberapa siswa yang tidak mempedulikan tugas yang diberikan,maka diberi hukuman tetap tidak berdampak bagi mereka. Siswa seolah-olah bersikap acuh tak acuh dan tidk mempunyai kesadaran untuk mengerjakan tugas yang di berikan.’’ Pemberian tugas perlu di atur intensitasnya agar dapat dipelajari siswa untuk dapat menumbuhkan tanggung jawab siswa, sikap malas siswa dalam mengerjakan tugas yang di berikan hendaknya tinggalkan. Jadi kurang perhatian siswa terhadap tugas yang di berikan oleh guru merupakan salah satu factor yang menghambat guru PKn dalam mengembangkan sikap tanggung jawab sosial siswa.
2. Sikap Malas Pada Diri Siswa
Rasa malas bagi manusia terasa sudah sangat melekat pada diri masing-masing. Rasa malas pula yang membuat suatu pekerjaan yang seharusnya selesai tepat waktu namun tidak dapat diselesaikan kar ena pengaruh rasa malas itu selau melekat pada sendirisetiap manusia.Sehingga rasa malas juga dialami oleh siswa maka dampaknya adalah siswa menjadi hancur. Maka peran guru sangat penting untuk mendidik dan melati siswa dengan baik, karena siswa merupakan suatu generasi penerus bangsa yang seharusnya dapat membawah nama baik bangsa. Tetapi pada kenyataannya sifat malas ini dapat memberikan dampak negative terhadap perkembangan tanggung jawab sosial sejalan dengan hal tersebut stefanus mengemukakan bahwa : ‘‘Siswa malas pada diri siswa timbul karena kurang atau tidak adanya motivasi dari dalam diri siswa. Motivasi ini belum tumbuh kemungkinan karena siswa belum mengetahui manfaat dari tanggung jawab sosial itu sendiri atau kurang ada pemahaman siswa untuk sesuatu yang ingin di capainya’’. Pada dasarnya, rasa malas yang terdapat dalam diri siswa dapat diubah. Perubahan tersebut tergantung dari individu seorang siswa, dalam hal ini, bagaimana siswa itu sendiri menyadari akan pentingnya tanggung jawab sosial dengan terus memotivasi dirinya. Jadi, sebaiknya sebagai seorang siswa harus memiliki semangat yang tinggi.Jangan sampai semangat itu ternoda oleh rasa malas yang dimiliki. Sebaiknya siswa harus menjega semaksimal mungkin rasa malas tersebut dengan sikap yang menunujukan semangat untuk mengembangkan sikap tanggung jawab sosialnya.
3. Linkuungan Keluargan
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Di dalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya keluarga merekayasa perilaku kehidupan budaya anak. Peran keluarga dalam pendidikan tanggung jawab pada anak sngat penting, pendidikan keluarga lebih ditunjukan kea rah pembinaan nilai-nilai tanggung jawab yang diberikan sebagai bekal, suatu kelak anak mampu melaksanakan kehidupan, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pendidikan dalam keluarga memiliki nilai strategis dalam pembentukan nilai-nilai kepribadian anak. Sejak kecil anak sudah mendapat pendidikan dari kedua orang tuanya melalui keteladanan yang diberikan dan kebiasaan hidup orang tuanya sehari-hari dalam keeluarganya akan mempengaruhi perkembangan jiwa anak. Contoh dalam kehidupan sehari-hari yang orang tuanya tampilkan dijadikan menjadi panduan untuk anak dalam mengembangkan sikap tanggung jawab. Titus Menjelaskan bahwa : ‘‘Keluarga merupakan salah satu factor yang sangat menetukan potensi kepribadian anak seorang siswa. Jika sejak kecil keluarga menamkan nilai-nilai tanggung jawab sosial terhadap anak mereka maka secara otomatis anak akan lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya.’’ Tujuan pendidikan bernilai dalam keluarga salah satunya adalah menghasilkan sikap yang mencerminkan nilai-nilai yang diinginkan seperti sikap tanggung jawab sosial. Pendidikan nilai dalam keluarga mempunyai pengaruh yang tinggi dalam membentuk sikap tanggung jawab sosial siswa. Artinya semakin baik pendidikan maka nilai siswa dalam keluarga dan pemahaman siswa, maka semakin baik pula tingkat kesadaran siswa untuk mampu bertanggung jawab dala kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan karena siswa memahami dan mengamalkan nilai-nilai baik yang di tanamkan orang tua dalam lingkungan keluarga
4. Pergaulan
Pengaruh lingkungan juga diawali dengan pergaulan dengan teman. Peran teman sebaya dalam pergaulan remaja menjadi sangat menonjol. Pembentukan sikap, tingkah laku dan perilaku sosial remaja banyak ditentukan oleh pengaruh lingkungan ataupun teman-teman sebaya. Apabila lingkungan sosial itu memfasilitas atau memberikan peluang terhadap siswa secara positif, maka siswa akan mencapai perkembangan sosial secara matang. Dan apabila lingkungan sosial memberikan peluang secara negative terhadap siswa, maka perkembangan sosial siswa akan menghambat. Kelompok teman sebaya merupakan interaksi awal bagi siswa pada lingkungan sosial. Mereka mulai bergaul dan mulai berinteraksi dengan orang lain yang bukan anggota keluarganya. Ini dilakukan agar mereka mendapat penghargaan dan penerimaan dari kelompok teman sebayanya sehingga akan tercipta rasa aman. Sperti yang terjadi di SMP Yakpesmi Maranatha Dekai: ‘‘Pergaulan dapat memberikan dampak yang nyata terhadap kepribadian seorang siswa.Sebagai contoh, jika seorang siswa bergaul dengan preman maka, siswa terseebut akan seeperti sikap preman dan jika seorang siswa bergaul dengan Pendeta/Ustads siswa tersebut akan bersikap seperti mereka. Meskipun beberapa siswa dapat mengendalikan dirinya. Hal tersebut di atas membuktikan bahwa pergaulan dapat dengan cepat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang. Pergaulan yang baik atau kurang baik turut mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang. Pergaulan yang baik atau kurang baik turut mempengaruhi perilaku siswa, sebab dari lingkunganlah bergaulan siswa bermula. Apabila pergaulan dalam lingkungan yang kurang baik maka dampak yang di timbulkan adalah perilaku yang kurang baik maka, perilaku yang ditimbulkan adalah perilaku yang kurang baik pula. Pergaulan mampu meubah perilaku sesorang yang awalnya berbeda dari lingkungannya menjadi sama dengan lingkungan pergaulan tersebut. Karena pergaulan mampu mempengaruhi pola berpikir seseorang. Dari hal tersebut maka siswa diharapkan dapat selektif dalam memilih teman bergaul yang positif.
5. Pengaruh Perkembangan teknologi
Perkembangan teknologi mempunyai peran yang sangat penting di era globalisasi. Hal ini tidak terlepas dari setiap aktivitas yang kerap kali ditunjang dengan penggunaan teknologi itu sendiri. Kemajuan teknologi menjadi jawaban dari kemajuan globalisasi yang kian menyelimuti dunia. Suatu kemajuan yang tentunya akan memberikan dampak bagi peradaban hidup pelajar. Teknologi memiliki keuntungan bagi orang yang menggunakannya. Misalnya media teknologi bisa mendapat berbagai informasi, sehingga para pelajar dapat mengakses informasi dunia dengan cepat dan mudah, sehingga mereka dapat menyadari bahwa dunia seakan-akan berada di genggaman mereka. Suatu akses yang tentunya akan memperkaya para pelajar dengan segudang inforrmasi yang dapat memacu motivasi mereka untuk meningkatkan kreativitasnya
Seiring dengan perkembangan teknologi itu sendiri,tak dapat di pungkiri bahwa banyaknya siswa yang terlena dengan fasilitas wesite hiburan dari teeknologi informasi seperti facebook, chatting, twitter, Google dan sebagainya, membuat siswa menyampingkan kewajibannya untuk mengerjakan tugas yang di berikan gurunya di lalaikan. Mereka menjadikan hal tersebut sebagai hobi mereka yang terus menerus dilakukan tanpa mengenal waktu. Itu semu karena pengaruh perkembangan teknologi juga mengakibatkan timbulnya gambarabaran perilaku siswa yang sangat bervariasi, mulai dari perubahan life style, adat istiadat sampai cara-cara bersikap dan bertutut kata dalam kehidupan. Sebagai contoh siswa sebagai bagian dari Masyarakat yang bisa mengikuti arus pergaulan modernisasi yang tidak baik bisa mengakibatkan siswa tersebut mengalami perubahan yang tidak baik seperti cara berpakaian, bergaul, bersikap, bertutur kata, dan sebagainya. Seperti halnya yang di kemukakan oleh Sem Walle bahwa : ‘‘Perkembangaan teknologi seperti halnya internet,merupakan salah satu factor yang menghambat dalam mengembangkan sikap tanggung jawab siswa jika tidak dimanfaatkan media dengan baik, karena tidak sedikit siswa yang mengenyampingkan kewajiban dan menjadikan internet sebagai hobi yang dilakukan tanpa mengenal waktu sehingga dapat berubah pola tingkah laku siswa menjadi malas,sehingga siswa cenderung tertutup dan kurang berinteraksi dengan sesamanya. Jadi, berdasarkan hasil wawancara di atas di ketahui bahwa perkembangan teknologi tidak hanya berdampak positif terhadap siswa, tetapi juga dapat berdampak negative. Dampak negative yang di sebabkan ole pengguna teknologi yang berlebihan akan menjadikan siswa menjadi seorang pemalas. Hal ini tentu saja sangat mengkhawatirkan untuk masa depan siswa sendiri, karena dampak negative tersebut dapat mengubah paradigm pelajar dalam menghadapi era teknologi informasi dan komunikasi.
BAB V
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
1. Upaya yang dilakukan oleh guru PKn dalam mengembangkan sikap tanggung jawab sosial siswa adalah (1) dalam proses pembelajaran meliputi memberikan tugas mandiri atau kelompok dengan menggunakan metode diskusi. (2) Menciptakan suasana di sekolah yang sangat kondusif dan pemberlakuan tata tertib sekolah dengan tegas, melakukan bakti sosial dan kerja bakti di lingkungan sekolah dan, guru memberikan motivasi.2. Faktor yang menghambat dalam mengembangkan sikap tanggung jawab sosial siswa SMP Yakpesmi Maranatha Dekai di antaranya (1) Kurangnya perhatian siswa terhadap tugas yang di berikan oleh gurunya. (2) Sifat malas pada diri siswa.(3) Lingkungan keluarga. (4) Pergaulan. (5) Pengaruh global dan atau perkembangan teknologi.
B. SARAN
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di SMP Yakpesmi Maranatha Dekai, terkait ‘‘Peran guru PKn dalam mengembangkan sikap tanggung jawab sosial siswa’’, sehingga ada beberapa hal yang penulis ajukan sebagai saran untuk Pemerintah daerah sebagai Penanggung jawab diSekolah ini dan guru adalah sebagai berikut:
1. Guru hendaknya terus- menerus meningkatkan upaya-upaya dalam mengembangkan sikap tanggung jawab sosial siswa untuk membina pribadai siswa agar menyadari kedudukannya sebagai makhluk sosial yang akan selalu hidup dalam kebersamaan. Sehingga para siswa terus berupaya untuk mengembangakan rasa tanggung jawab sosial pada diri pribadi mereka.
2. Orang tua, hendaknya terus-menerus memberikan dorongan, semangat, motivasi, dan nasehat-nasehat kepada anaknya untuk memperhatikan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya dan membuang sifat malas yang ada dalam dirinya seta mapu membawah diri dalam pergaulan dan erat dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi global.
3. Pemerintah sebagai penanggungjawab hendaknya terus mendukung penuh kepada sekolah dan memfasilitasi sarana dan prasaran untuk sekolah sehingga, sekolah dapat mengelolah dan mengembangkan kreatifitas siswa dan mengembangkan sikap tanggungjawab social siswa dapat menciptakan kebersamaan, antara siswa, guru, orang tua, dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Aswar, Syaifudin. 2012. Sikap manusia teori dan pengukurannya. Edisi ke dua. Yokyakarta : PT. Pustaka Pelajar
Atoskhi,Antonius DKK. 2005.Charcter Building II Relasi dengan sesame. Jakarta : PT Gramedia
Arif Roman. 2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yokyakarta : Laksbang Mediatama.
Djamarah, Bahri Syaiful.2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta : PT Asdi Mahasatya
Dalyono, 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT.Rineka Cipta
Djamarah, Bahri Syaiful. 2010. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: PT.Rineka Cipta
Daryanto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1993). Kurikulum Pendidikan
Dasar. Jakarta: Depdikbud
Fatimah, Enung. 2006. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : Pustaka Pesantren
Hening dan Chris. 2008. Ayo Pelajar Pendidikan Kewarganegaraan. Yokyakarta : Kanisius
Hasibuan dan Moedjiono . 2006. Proses Belajar Mengajar Bandung : Remaja Rosdakarya
Indra. Santoso. 2002. Kamus Pintar Bahasa Indonesia. Surabaya. Pustaka Agung Harapan
Iman Wahyudi. 2012. Mengejar Profesionalisme Guru : Strategi Praktis Mewujudkan Citra Guru Profesional. Jakarta: Prestasi Pustakakarya.
Ichas Hamid A dan Tuti Istiani I. 2006. Pengembangan nilai dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial di Sekolah dasar . Yokyakarta : Dirjen Dikti
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga Cetakan Pertama. 2002. Jakarta : Balai Pustaka.
Kasmawati, Andi. 2011. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral. Universitas Negeri Makassar
Komarudin Hidayat dan Azyumardi Azra. 2008. Pendidikan Kewargaan. Jakarta : Kencana.
La Iru dan La Ode Safiun Arihi. 2012. Pendekatan, Metode, Strategi, dan
Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo
Lily, Mulyadi. Guru Sebagai Inspirator Positif dan Negatif Bagi Siswa. http://Guru-bisnionline. Blogspot.Com/2011/08/guru sebagai inspirator positif.
M. Ali Harisa. 2010. Pendidikan Kewargaan.Universitas Negeri Makassar
Margono. 2007. Metologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Murdiono. Metode Penanaman Nilai Moral untuk anak usia dini BI-Jurnal Kependidikan-Lemlit.Pdf-Adobe Reader
Paul Suparno. 2008. Riset Tindakan untuk Pendidikan. Jakarta : PT Grasindo
Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran, Mengembangkan Profesional Guru, Edisi ke dua. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
Rijal. Jurnal Penelitian Peran Keluarga dalam membantu menumbuhkan sikap kepedulian sosial pada anak.
Sudirman A. M. 2000, Interaksi dan Motivasi belajar mengajar.Jakarta. Grafindo Persada
Suparno Paul. 2004. Guru Demokratis Di Era Reformasi Pendidikan. Jakarta : PT. Gramedia
Santi Danar. 2009. Pendidikan anak usia dini.Jakarta : PT Indeks
Sugiyono.2013.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D . Bandung : Alfabeta
Syaiful Sagala. 2010. Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Taufik. Upaya menumbuhkan kepedulian sosial siswa. http://karyatulis1.blogspot.Com
Tenda Softya Laura. 2013. Peran guru dalam mengembangkan kecerdasan social pada usia 6 Tahun di efrata gentuma kecamatan kentuma raya.Universitas Negeri Gorontalo /2012/01/Ptk-guru sd-upaya menumbuhkan.html.Diakses tanggal 1 Januari 2013
Ttrianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara.
W.Gulo. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo
Wina Sanjaya. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Irab wakla adalah anak pertama dari delapan bersaudara, buah hati dari perkawinan ayahku Solaiman Wakla dan Ibuku Dorkas Balyo, dan lahir pada tanggal 20 April 1994 di desa Kitikni Distrik Bomela Kabupaten Yahukimo. Penulis Masuk sekolah dasar (SD) pada tahun 2000 dan Selesai (SD) tahun 2005. Dan melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP YPK Betlehem Wamena pada tahun 2005 dan Selesai SMP pada tahun 2008. Dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA PGRI Wamena 2008 dan selesai SMA pada tahun 2011 Dan Penulis melanjutkan perkuliahan pada tahun 2012 sampai selesai pada tahun 2016. Untuk mengikuti proses akademika sehingga penulis memilih program study Pendidikan Kewarganegaraan PKn di Universitas Karya Dharma Makassar. (dahulu UVRI Makassar). Untuk memperoleh gelar sajana Pendikan (S.Pd) Sehingga penulis melewati beberapa proses yaitu : proses perkuliahan, Praktek Pelajar Lapangan (PPL), Kuliah Kerja Nyata (KKN), melakukan Penelitian, dan menyusun Skripsi semua Proses Penulis sudah mengikuti dengan baik. Akhirnya dari semua proses dan syarat untuk menyelesaikan studi dan mengikuti Ujian Skripsi pada tanggal 12, Desember 2016. Dengan judul Skripsi ‘‘ Peran Guru Dalam Mengembangkan Sikap Tanggung Jawab Sosial Siswa SMP Yakpesmi Maranatha Dekai. Kabupaten Yahukimo Popinsi-Papua. Merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Penulis melewati susah, senang, suka,duka semua melewatinya, karena atas dukungan doa dari Ayahku,Ibuku, keluargaku, Jemaat Marantha Pemuda/I, dan semua pihak yang telah mendukung baik moril maupun material dan (Finansial) selama penulis ada di dunia kampus. Akhirnya penulis tidak akan membalas setiap budi yang sudah diberikan kepada penulis, Semoga doaku kiranya Elohim Israel Yeshua Hamashiakh Memberkati dan melimpahkan berkat- Nya.